Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan Peaedagogi dan Andragogi

Diposting oleh Chairunissa Syafwinia N di 10.01 0 komentar


Pendidikan Paedagogi dan Andragogi

Andragogi merupakan istilah baru yang populer saat ini karena merupakan teori belajar yang cocok dam tepat untuk orang dewasa. Istilah andragogi pertama kali dikenal melalui karya seorang ahli pendidikan Yugoslavia yang berjudul Adult Leadership (1968). Kemudia Malcom S. Knowles, dengan publikasinya yang berjudul Adult Learner: A Neglected Species

Andragogi berasal dari bahasa Yunani, aner atau andr, yang berarti orang dewasa agogos, yang berarti mengarahkan/memimpin. Andragogi dirumuskan dalam suatu ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. Karena  orang dewasa adalah individu yang disebut sebagai self directed, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari si pwlajar bukan kegiatan mengajar dari guru

Istilah yang sering dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang berasal dari kata paid, yang artinya anak, dan agogos, yang berarti memimpin/membimbing, dimana secara harafiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukanlah anak-anak lagi.

PERBEDAAN ANTARA PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI


Terdapat 4 konsep untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, yaitu:

         Konsep diri
         Konsep Pengalaman
         Konsep kesiapan belajar
         Konsep perseptik waktu atau orientasi belajar


Malcom S. Knowles (1970) membedakan kedua dispiln ilmu andragogi dan pedagogi


Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut peserta didik
Pembelajar disebut siswa atau anak didik
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif (metoe kuliah/ceramah)
Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengkontrol waktu dan kecepatan
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
Belajar terpusat oada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh






Asumsi Pedagogi
Asumsi Andargogi
Konsep-diri
Ketergantungan
Peningkatan pengarahan diri atau kemandirian
Pengalaman
Berharga Kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial
Tugas perkembangan peran sosial
Perspektif Waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran
Berpusat pada masalah
Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) organisasi diri
Perumusan tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman (penyelidikan)
Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran



Tes Standar dan Evaluasi

Diposting oleh Chairunissa Syafwinia N di 06.22 0 komentar

Tes Standar dan Evaluasi


Pengertian Tes standar

Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama , dan dalam banyak kasus perbandingan dilakukan di tingkat nasional. 

Tujuan Tes Standar

Tes standar biasanya bertujuan untuk:
1.      Memberikan informasi tentang kemajuan murid
Tes standar merupakan sumber informasi tentangseberapa baik prestasi dan kemampuan murid. Tanpa tes eksternal dan objektif, giri di kelas akan kesulitan untuk mengetahui seberapa baikkah kemampuan murid dibandingkan dengan murid di sekolah lain.
2.      Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid 
Tes standar dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid. Misalnya, murid yang kurang bagus dalam pelajaran membaca mungkin diberi satu atau lebih tes standar untuk mengetahui letak kelemahannya secara tepat
3.      Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
Tes standar di gunakan untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifik atau tidak, misalnya, di SMA, tes standar bisa dipakai untuk menentukan materi matematika apa yang mesti dipelajari murid secara lebih mendalam
4.      Memberikan informasi untuk merencanakan atau meningkatkan pengajaran atau intruksi
Bersamaan dengan informasi lain, nilai dari tes standar dapat dipakai oleh guru dalam membuat keputusan tentang intruksi. Misalnya, skor murid pada tes membaca standar pada awal masuk sekolah dapat membantu guru unuk menentukan pada level manakah murid harus diberi pengajaran membaca
5.      Membanu administrator mengevaluasi program
Tes standar yang revelan diberikan kepada murid untuk melihat bagaimana kinerja di bawah program baru yang misalnya ingin di buat oleh sebuah instutusi sekolah
6.      Memberi akuntabilitas
Sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran mmuridnya. Tes standar kini mulai dipakai untuk menentukan efekifkah sekolah dalam menghabiskan dana dalam proses belajar.
Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standar (standards-based test), yang memilai kemampuan/ keahlian yang harus dimiliki murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang universitas. Contohnya, UN atau SBMPTN. 
Tes beresiko tinggi adalah tes yang menggunakan cara sedemikian rupa yang  mengandung konsekuensi penting bagi murid, mempengaruhi  keputusan seperti apakah anak tersebut naik kelas atau lulus
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes standar

1)      Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja dari kelompok norma (norm group) yakni kelompok dari individu yang sama, yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Tes ini dikatakan didasarkan pada norma nasional (national norm) apabila kelompok norma itu terdiri dari representasi murid secara nasional.  Tes standar juga mengandung norma kelompok spesial, yaitu norma yang terdiri dari nilai tes untuk subkelompok dari sampel nasional dan norma lokal, yang membandingkan kinerja murid dengan murid lain dari kelas yang sama
2)      Validitas
Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Terdapat tiga tipe validitas: 1) validitas isi, yaitu kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur, 2) validitas kriteria, yaitu kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain, 3) validias konstruk, yaitu sejauh mana bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu
3)      Reliabilitas
Reabilitas berarti sejaub mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direprodusi. Reabilitas dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain test retest reliability (sejauh mana sebuah tes menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi), Alternate-form realibility(reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama terhadap murid yang sama untuk mengamati seberapa konsistennya skor), split-half reliability (reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, item ganjil dan genap)
4)      Keadilan
Tes yag adil (fair) adalah tes yang tidak bias (unbiased), dan tidak diskriminatif. Tes itu tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis atau faktor subjektif seperti bias penilai


Tes Kecakapan Dan Prestasi

       Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achivement). Tes kecakapan adalah tipe tes yang digunakan untuk memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut, sedangkan tes prestasi adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.
Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
•         Survey Batteries (tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu)
•         Tes untuk subjek spesifik (Tes prestasi  untuk menilai keahlian dibidang tertentu)
•         Tes Diagnostik (Tes yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik, sehingga kebutuhan dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial)


Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Diposting oleh Chairunissa Syafwinia N di 04.56 0 komentar


Psikologi Pendidikan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Pengertian  Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya  tanpa selalu menunjukan pada ketidakampuan mental, emosi atau fisik. Menurut Kanner, tokoh yang mengemukakan isilah autisme, bahwa anak autis adalah anak yang mengalamu outstanding fundamental disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan lingkungannya. Yang termasuk kedalam ABK adalah: 

·         Tunanetra (Gangguan Penglihatan)
·         Tunarungu (Gangguan Pendengaran)
·         Tunagrahita (Gangguan Mental)
·         Tunadaksa (Kelainan fisik)
·         Gangguan Perilaku
·         Anak berbakat (gifted)
·         Anak dengan gangguan kesehatan 

Istilah lain bagi anak kebutuhan khusus adalah Anak Luar Biasa, anak cacat dan Anak Dengan Kedisabilitas (ADK). Karena karakteristik dan hambatan yang di miliki,  ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya, bagi anak tunanetra memerulkan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.

a)    SLB bagian A unuk tunanetra
b)    SLB bagian B untukrungu
c)    SLB bagian C untuk tunagrahita
d)   SLB bagian D untuk tunadaksa
e)    SLB bagian E untuk tunalaras
f)     SLB bagian G untuk cacat ganda 

Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor dalam diri anak sendiri atau kombinasi keduanya

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
1)      Gangguan Penglihatan (tunanetra) di klasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu

a)      Berdasarkan gangguannya
·         Buta total adalah keadaan dimana kedua mata tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya
·         Buta sebagian adalah keadaan dimana salah satu mata dari seseorang tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya
·         Low Vision adalah keadaan yang terjadi pada penglihatan seseorang, dimana orang tersebut tidak dapat melihat wujud asli dari suatu benda melainkan hanya berupa bayangan yang kabur                    

b)      Berdasarkan waktu terjadinya waktu terjadinya ketunanetraan
·         Tunanetra sebelum dan sejak lahir
·         Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
·         Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja
·         Tunanetra pada usia dewasa
·         Tunanetra dalam usia lanjut

c)      Berdasarkan kemampuan daya  penglihatan
·         Tunanetra ringan (defective vision/low vision) mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi masih dapat mengikuti program-program pendidikan
·         Tunanetra setengah berat (partially blind) mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya mampu mengikuti program pendidikan dengan kaca pembesar
·         Tunanetra berat (totally blind) mereka yang sama sekali tidak dapat melihat
d)     Berdasarkan pemeriksaan klinis
·         Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200
·         Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai denhan 20/200
e)      Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
·         Myopi adalah penglihatan jarak dekat
·         Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh
·         Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur

2)      Gangguan pendengaran (tunarungu) diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a)      Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi
·         Ketunarungan ringan (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB)
·         Keunarunguan sedang (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB)
·         Ketunarungan berat (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras)
b)      Berdasarkan lokasi gangguannya menurut Easterbrooks
·         Conductive loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarnya gelombang bunyi ke dalam telinga
·         Sensorineural loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau saraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi otak
·         Central auditory processing disorder adalah gangguan pada sistem saraf pusat proses auditer mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengar meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinga individu tersebut

3)      Ganguan Mental rendah (tunagrahita) diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a)      Berdasarkan berat ringannya
·         Debil (ringan) mempunyai IQ antara kisaran 50 – 70
·         Imbesil (sedang) mempunyai IQ antara kisaran 30 – 50
·         Idiot (berat) mempunyai IQ dibawah rata-rata 30 kebawah
b)      Berdasarkan sosial psikologi
Terdapat 4 taraf kriteria psikometrik menurut skala intelegensi wechsler
·         Retardasi mental ringan, sesorang yang memiliki IQ antara 55-69
·         Retardasi mendal sedang, seseorang yang memiliki IQ antara 40-54
·         Retardasi mendal berat, seseorang yang memiliki IQ antara 20-39
·         Retardasi mendal sangat berat, seseorang yang memiliki IQ  < 20

 

aesthetically pleasing Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos

>